= Anak Yang Berbakti, Ibu Yang tangguh serta Istri yang Pengertian

Anak Yang Berbakti, Ibu Yang tangguh serta Istri yang Pengertian

Table of Contents

Ia harus membagi waktu kerjanya juga untuk mengontrol kesehatan anaknya pada waktu tertentu, dan terkadang yang menjadi masalah adalah tidak adanya waktu untuk mengantarkan anaknya mengontrol kesehatan.

Pada akhir bulan September 2024 saya berangkat dari kost saya di Manado ke rumah saya di Tomohon untuk mengambil printer yang saya perlukan untuk kebutuhan akademik dan tugas kuliah. 

Sore hari menjelang malam di hari yang sama, saya kembali ke Manado dan menggunakan taksi gelap yang merupakan sebutan untuk transportasi umum kendaraan beroda empat. Setelah mengambil tempat duduk, perhatian saya langsung teralihkan kepada seorang wanita dengan umur kira-kira 20an tahun yang duduk di depan saya dan sementara menelepon dengan ayahnya.

Anak Yang Berbakti, Ibu Yang tangguh serta Istri yang Pengertian
Ilustrasi Ibu dan Anak


Kejadian yang cukup mengundang perhatian

Mobil pun berjalan, wanita muda ini masih menelepon dengan ayahnya. Wanita ini tidak mengaktifkan fitur loudspeaker namun suara lawan bicaranya cukup terdengar meski tidak terlalu jelas dan dialog yang saya dengar memberikan saya informasi dan pemahaman bahwa wanita ini sedang berbicara dengan ayahnya dan membicarakan sebuah solusi dari sebuah masalah yang sementara mereka hadapi. Saya rasa beberapa penumpang cukup notice dengan wanita ini karena volume suaranya cukup untuk dapat didengar penumpang lain termasuk saya, meskipun pengemudi memutar musik dengan volume yang dapat bersaing dengan volume suara wanita ini. 

Awalnya saya berpikir bahwa tidak perlu untuk mendengar percakapan wanita ini dan mungkin mendengar musik dengan headset menjadi salah satu solusi mengalihkan perhatian saya dan berhenti untuk mengamati peristiwa yang sementara terjadi karena saya merasa sedikit awkward.

Saya memiliki sifat inquisitif dan cenderung suka memahami sebuah peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar saya, yang kadang memasukkan saya pada kondisi observasi, analisis dan refleksi terhadap beberapa peristiwa. Saya rasa penjelasan ini cukup untuk memberitahu bahwa saya tidak mendengarkan musik dengan headset namun lanjut mendengarkan percakapan dari wanita ini.

Percakapan Emosional

Salah satu hal yang membuat saya lebih tertarik mendengarkan percakapan ini dibanding mendengarkan musik dengan headset adalah karena lawan bicara dari wanita ini yang adalah ayahnya sedang menangis. Ya menangis!. Suaranya tangisan ayahnya cukup jelas untuk membuat saya mengambil kesimpulan bahwa ayahnya sedang menangis. Satu hal yang cukup langka bagi saya bahwa seorang pria yang kira-kira berumur 50an tahun menangis, dan saya pikir ini mengindikasikan adanya kesulitan dan kesedihan yang mendalam. Saya rasa masalah yang mereka hadapi cukup menguras tenaga dan waktu yang berdampak juga pada mental. Hal ini jadi salah satu peristiwa yang semakin meyakinkan saya bahwa ikatan batin seorang ayah dengan anak perempuan secara umum sangat kuat. Dan betul bahwa cinta pertama seorang anak perempuan kepada seorang laki-laki adalah ayahnya sendiri.

Untuk menceritakan mengenai wanita muda ini, saya memberi nama “Matilda” yang dari bahasa Jerman berarti tangguh dalam berperang.

Konflik antara Ayah dan anak Perempuan

Demi menjaga privasi Matilda dan keluarganya, beberapa detail informasi mengenai masalah keluarganya tidak akan saya singgung, melainkan hanya akan lebih berfokus pada beberapa hal yang patut diapresiasi kepada Matilda.

Percakapan berlangsung cukup lama mungkin hampir menyentuh 30 menit atau mungkin lebih,  dan terdapat perbedaan pendapat antara Matilda dan ayahnya. Nada bicara Matilda naik turun yang menandakan adanya perubahan emosi pada dirinya. Hal ini selaras dengan kalimat yang diucapkan sehingga cukup bagi saya untuk membuat kesimpulan bahwa benar adanya terjadi perubahan emosi. Konflik yang saya maksudkan disini adalah adanya perbedaan pendapat yang menyebabkan sedikit perdebatan antara keduanya. Meski terjadi konflik, hal ini justru menunjukkan bahwa Matilda sangat sayang kepada orangtuanya terlebih ayahnya, karena Matilda menunjukkan sikap yang tetap bersuara lembut dalam berbicara, tidak berkata kasar dan yang saya salut adalah solutif terhadap permasalahan yang terjadi.

Anak Yang Berbakti, Ibu Yang tangguh serta Istri yang Pengertian

Kalau di awal tadi saya mengatakan ayahnya menangis, beberapa menit kemudian kali ini Matilda yang menangis dan tangisannya tersendu-sendu. Saya malah merasakan suasana yang awkward menjadi semakin awkward dengan tambahan rasa simpati. Rupanya terdapat 2 pilihan sulit yang sementara dihadapi oleh Matilda dan demi menjada privasinya, saya rasa informasi ini bersifat personal. Meski volume suara Matilda saat menelepon dalam mobil tidak memberi pesan bahwa hal yang dia katakan tidak besifat rahasia, namun entah dia yang lupa atau memang tidak bersifat rahasia, saya tetap konsisten untuk tidak mengatakannya disini.

Ayah Matilda mempunyai penyakit yang berhubungan dengan masalah pernapasan dan sempat beberapa kali saya mendengar bahwa Matilda menyarankan beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh ayahnya agar penyakitnya tidak kambuh dan beberapa kalimat saya dengar bermakna bahwa ia sangat pengertian juga kepada ibunya yang dia rasa juga merasakan kesulitan atas permasalahan yang mereka hadapi disamping masalah kesehatan ayahnya.

Sampai disini percakapan telepon sudah berakhir…

Pada pertengahan perjalanan ada penumpang yang turun di daerah Tinoor dan Matilda meminta izin kepada pengemudi untuk pindah tempat duduk dari yang sebelumnya berada di samping kiri bagian tengah dekat dengan kaca, ke kursi paling depan samping kiri pengemudi.

Setelah menurunkan penumpang, mobil berjalan kembali dan disinilah saya seperti menonton podcast secara langsung dalam mobil. Matilda membuka percakapan dengan pengemudi dan beberapa pertanyaan serta jawaban yang saya dengar cukup memberi informasi bagi saya mengenai Matilda dan kehidupan pribadinya.

Beberapa pertanyaan yang ditanyakan pengemudi ke Matilda tidak saya dengar begitu baik karena suaranya yang kecil ditambah lagi ada musik yang diputar dalam mobil lumayan menutup suara pengemudi atau fonasi verbal. Namun, meski begitu jawaban Matilda cukup memberikan informasi bagi saya tentang apa yang ditanyakan oleh pengemudi.

Percakapan yang berlangsung cukup bagi saya untuk menyimpulkan bahwa Matilda telah menikah dan mempunyai dua orang anak yang sangat disayanginya. Rupanya Matilda belum lama bekerja di perusahaan yang mempunyai cabang di Tomohon dan menjadi keharusan baginya untuk menafkahi keluarganya apalagi anak pertamanya yang berumur 3 tahunan mempunyai penyakit yang berhubungan dengan ginjal. Meski mempunyai BPJS namun biaya jalan dan biaya tak terduga lainnya harus tetap ada, ujarnya.

Ia harus membagi waktu kerjanya juga untuk mengontrol kesehatan anaknya pada waktu tertentu, dan terkadang yang menjadi masalah adalah tidak adanya waktu untuk mengantarkan anaknya mengontrol kesehatan.

Ia harus membagi waktu kerjanya juga untuk mengontrol kesehatan anaknya pada waktu tertentu, dan terkadang yang menjadi masalah adalah tidak adanya waktu untuk mengantarkan anaknya mengontrol kesehatan.

Meski berada pada mobil yang sama dan dengan tujuan dari Tomohon ke Manado, namun faktanya Matilda berasal dari Mitra dan tinggal di tempat kost di kecamatan Malalayang, kota Manado. Kepada pengemudi dia bercerita sekitar Jam 5 subuh dia sudah harus bangun pagi dan di Jam 7 atau setengah 8 sudah harus berada di tempat kerja yang ada di Tomohon, dan kembali lagi di Manado pada malam hari, begitu terus rutinitas hariannya pada hari kerja. Matilda bercerita seusai Jam kerja berakhir, beberapa kali ia dan rekan kerjanya harus menghitung kembali uang yang ada untuk memastikan kesesuaian yang mana mereka labih tahu mengenai hal ini secara teknis.

Ia menambahkan bahwa ia mempunyai suami yang bekerja di salah satu tempat kerja yang ada di kota Manado dan gajinya harian serta kadang pulang pada Jam 10 atau 11 malam. Matilda bercerita dengan kalimat yang saya tangkap bermakna ia prihatin dan sangat sayang kepada suaminya.

Beberapa menit kemudian saya menyudahi pengamatan kecil-kecilan salah satu karena saya sudah harus turun dan sudah sampai di titik pemberhentian. Matilda melanjutkan perjalanannya, sampai hari ini mungkin dia masih berjuang untuk dirinya, anaknya, keluarga kecilnya dan orangtuanya. Semoga Tuhan memberkatinya.

Fonologi dan Prosodi

Kalimat yang dia ucapkan, intonasi, nada dan jeda pembicaraannya membawa saya pada satu cabang ilmu fonologi1 dan prosodi2. Selama beberapa menit, saya berada dalam situasi pengamatan karena dorongan rasa penasaran dan simpati.

Refleksi

Masalah yang dihadapi Matilda mengaktifkan kembali kesadaran saya akan sikap bijaksana dalam menghadapi masalah. Beberapa masalah yang  dialaminya  saya rasa juga hampir dialami oleh seorang perempuan yang telah menikah dan ini bukan tentang hubungan dengan seorang suami. Saya tidak akan menyebutkannya apa, dan masalah ini juga saya rasakan sama seperti Matilda, hanya saja saya merasakan secara tidak langsung.

Footnote
  1. Fonologi lebih berfokus pada fungsi dan pola suara dalam suatu bahasa tertentu. Fonologi menganalisis bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu diorganisasikan dalam suatu sistem, termasuk bagaimana intonasi, nada, ritme, dan jeda bicara membentuk makna dalam komunikasi.
  2. Prosodi bagian dari linguistik yang melihat suprasegmental fitur (seperti tekanan, intonasi, dan ritme) yang mempengaruhi aliran dan makna ujaran.


Posting Komentar